Minggu, 23 September 2018

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2010 (Bgn 3)


Sejak jaman dulu hingga sekarang, berapa banyak insan cerdas, yang memiliki kebijaksanaan, kedudukan tinggi dan berkah kebajikan besar, ber-sarana (berlindung) pada Tanah Suci Sukhavati dan menfokuskan diri melafal Amituofo, memberi teladan yang baik bagi orang banyak. Oleh karena sutra dan sastra Aliran Sukhavati tampaknya terlampau mudah dan sederhana, sehingga sebagian orang meremehkannya.

Saya sendiri membutuhkan waktu 20 tahun untuk menerima Ajaran Sukhavati, Guruku yang pertama, Mr. Fang Dong-mei, tidak mengenalkan padaku Aliran Sukhavati; Guruku yang kedua, Master Zhangjia juga tidak mengenalkan padaku Aliran Sukhavati; barulah kemudian Guruku yang ketiga, Upasaka Li Bing-nan mengenalkan padaku Aliran Sukhavati, namun saya masih setengah percaya setengah tidak, Guru Li tidak berputus asa, beliau menggunakan upaya kausalya untuk menuntunku memasuki Pintu Dharma Tanah Suci, namun saya masih tetap teguh pada pendirianku.

Kemudian saya menceramahkan Avatamsaka Sutra selama belasan tahun kemudian, suatu kali ketika menjelaskan sampai bagian pertengahan, mendadak saya jadi tercerahkan, melihat Bodhisattva Manjusri dan Bodhisattva Samantabhadra membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, bahkan juga menuntun 41 tingkatan Bodhisattva Dharmakaya yang berada di Persamuan Avatamsaka pulang ke Alam Sukhavati, belajar pada Buddha Amitabha.

Setelah membaca kalimat sutra ini, saya jadi merenungkan apa maknanya? Memangnya Alam Avatamsaka kurang bagus? Memangnya Buddha Vairocana tak sebanding dengan Buddha Amitabha? Banyak pertanyaan yang memenuhi pikiranku, lantas mengapa Bodhisattva Manjusri dan Bodhisattva Samantabhadra membawa para Bodhisattva Dharmakaya ke Alam Sukhavati?

Pertanyaan ini muncul dari Avatamsaka Sutra, maka jawabannya pasti ada di dalam Avatamsaka Sutra, akhirnya jadi mengerti. Di Alam Avatamsaka, untuk melenyapkan kekotoran batin dan tabiat, dibutuhkan waktu tiga asamkheyakalpa besar. Sedangkan bila belajar pada Buddha Amitabha di Alam Sukhavati, dalam waktu sekejab telah berhasil menyempurnakan KeBuddhaan.

Avatamsaka Sutra akhirnya sempurna, yakni Bodhisattva Samantabhadra dengan Sepuluh Raja TekadNya menuntun para makhluk terlahir ke Alam Sukhavati, kali ini saya serius membaca lima sutra Aliran Sukhavati, kini hatiku telah teguh di dalam Ajaran Sukhavati, takkan tergoyahkan lagi.

Maka itu mengapa praktisi jaman dulu bilang, Ajaran Sukhavati merupakan Dharma yang sulit diyakini, saya sendiri saja butuh waktu 20 sekian tahun barulah dapat meyakininya, setelah menceramahkan “Surangama Sutra”, “Sutra Lotus”, “Avatamsaka Sutra”, barulah kemudian serius mendalami Ajaran Tanah Suci, sungguh tidak mudah!

Andaikata tidak ada landasan sutra-sutra besar ini, mungkin sampai hari ini terhadap Ajaran Tanah Suci, saya masih setengah percaya setengah tidak. Kemudian melihat banyak praktisi senior dimana kami tidak sebanding dengan mereka, yang selama ini kami idolakan, ternyata Mereka juga memilih Pintu Dharma Tanah Suci, Mereka bukan orang sembarangan, pasti di dalamnya terdapat kebenaran agung.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2010

自古以來,有多少聰明人,有智慧、有地位、有大福德都皈依淨土專念阿彌陀佛,給世間人做好榜樣。因為淨土經論看起來太簡單,這部經這是有註解,要沒有註解,光看白文,很薄的一小本,一般人瞧不起。我初學佛的時候,對淨宗生起信心差不多花了二十年的時間,方老師沒有介紹這個、沒有介紹淨宗;章嘉大師也沒有介紹淨宗;我親近李老師的時候他才介紹給我,我半信半疑,他用了很多善巧的方法來誘導我,我還是無動於衷。我曾經跟諸位也多次講過,我對淨宗接受了,是講《華嚴經》,《華嚴經》講了十幾年,講到一半。那個時候講《華嚴經》一個星期講三次,兩次《八十華嚴》,一次《四十華嚴》,同時開講,差不多都講到一半。在《華嚴經》上看到文殊、普賢都發願求生淨土,而且帶著華藏會上四十一位法身大士導歸極樂,去向阿彌陀佛學習。我看到這一段經文,深深的在體會它這什麼意思?華藏世界不好嗎?毘盧遮那佛不如阿彌陀佛嗎?這都是我的問題,為什麼文殊、普賢要把這些人統統帶到極樂世界?這樁事情在《華嚴經》上出現的,當然這個道理應該還在《華嚴經》裡面,細細再去翻閱《華嚴經》,明白了。菩薩在華藏世界要把四十一品無明習氣斷掉,需要三大阿僧祇劫這麼長的時間,這些法身菩薩。如果到西方極樂世界親近阿彌陀佛在那邊修行,像這些法身菩薩,四十一品無明習氣就輕而易舉短時間就斷掉了。這一個動作了不起,把淨宗法門一下就提升,不但提升跟《華嚴》相等,提升超越了《華嚴》。《華嚴經》最後的歸宿,圓滿的成就,是在十大願王導歸極樂,我這回頭來真正去讀淨土五經,對淨宗這個信心定了,死心塌地了。所以我想到古人常講這個法門叫難信之法,我自己走這個路花了二十多年的時間,講《楞嚴經》、講《法華經》大意、講《華嚴經》,這才認識了淨土,不容易!我要沒有這些大經的基礎,對它還是半信半疑。以後看到這麼多的大德,我們真的比不上,望塵莫及,他們都取這個法門,絕對不是愚痴,肯定裡面有大道理。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三十八集)  2010/5/13




 

Kita begitu sulit membangkitkan keyakinan terhadap Ajaran Mahayana, apa sebabnya? Rintangan karma yang terlampau berat, merasa diri sendiri yang paling benar, meremehkan insan suci dan bijak, kami sendiri juga pernah memiliki penyakit batin sedemikian rupa.

Melakukan namaskara merupakan cara bertobat yang sangat bagus. Ketika masih menjadi praktisi pemula, saya sangat berterimakasih pada Master Chan Yun, saya pernah tinggal di gubuknya selama 5 bulan, saya menjadi relawan di dalam gubuk yang dihuni oleh 5 orang praktisi yang terdiri dari 3 orang Bhiksu yakni Master Chan Yun, Master Pu Miao dan Master Da Zong. Master Chan Yun dan Master Pu Miao sekarang sudah wafat, sedangkan Master Da Zong, entah beliau masih hidup atau tidak.

Selain 3 orang anggota Sangha, masih ada Upasaka Zhu Jing-zhou, saat itu beliau telah berusia 70 tahun, saya sendiri waktu itu berusia 30 tahun, paling muda dalam gubuk tersebut. Maka itu di dalam vihara mungil tersebut, saya menjadi relawan, meladeni segala keperluan vihara, saya kerjakan sendiri.

Memasak nasi, vihara ini terletak di atas gunung, tidak ada listrik juga tidak ada air, kami harus mencari cara untuk mendapatkan air, kami menggunakan bambu lalu dibelah dua, menyambung batangan demi batangan bambu, sehingga air dapat mengalir dari sumber air di atas gunung ke bawah.

Tetapi di atas gunung terdapat hewan buas yang sering merusak sambungan batangan bambu, sehingga harus selalu naik ke atas gunung untuk menyambung kembali batangan bambu tersebut.

Untuk menghidupkan perapian di dapur, mesti pergi mengutip ranting kayu untuk dijadikan kayu bakar, menanami sayuran sendiri, melewati kehidupan primitif.

Untunglah pekerjaan begini pernah saya lakukan sejak kecil, saya menjadi relawan memberi persembahan kepada tiga orang anggota Sangha dan seorang Upasaka.

Gubuk kami letaknya jauh dari kota kecil Puli (Kabupaten Nantou, Taiwan), saya tidak ingat lagi berapa li jauhnya, tiap minggu saya pergi belanja ke Puli, butuh waktu sehari. Jalan kaki, dari gubuk ke Puli 3 jam, pulangnya juga 3 jam, pulang pergi butuh waktu 6 jam. 2 jam dipakai buat belanja.

Master Chan Yun memberiku tugas sehari mesti melakukan namaskara sebanyak 800 kali, pagi hari bangun tidur 300 kali, siang hari setelah makan siang, merapikan dan membersihkan, usai itu bernamaskara 200 kali, sore hari 300 kali.

Di dalam gubuk, oleh karena malam hari tidak ada pelita juga tidak ada listrik, maka itu sekitar pukul 8 malam sudah pada tidur. Pukul 2 dini hari sudah bangun, setelah membersihkan diri lalu melakukan namaskara sebanyak 300 kali, kemudian menyiapkan sarapan.

Setiap pagi menu sarapannya adalah Susu Kacang Kedelai, yang harus digiling sendiri. Malam hari menjelang tidur, kacang kedelai dan kacang tanah harus direndam terlebih dulu, esok paginya baru digiling jadi Susu Kacang Kedelai, oleh karena di dalamnya juga ada kacang tanah, makanya lezat sekali.

Meninggalkan keduniawian mesti belajar hidup mandiri, semuanya harus bisa dikerjakan. Pada periode perang melawan penjajahan Jepang, kami yang merupakan pelajar pengungsian ini, sudah terbiasa hidup mandiri, mencuci dan menambal pakaian sendiri.

Maka itu tinggal di gubuk selama 5,5 bulan, saya telah bernamaskara sebanyak ratusan ribu kali, mengeliminasi rintangan karma! Bernamaskara dan bertobat mengurangi beban dosa, meredam kekotoran batin dan tabiat diri sendiri. Kemudian saya berangkat ke Taichung belajar pada Upasaka Li Bing-nan.

Selama tinggal di dalam gubuk, Master Chan Yun merupakan praktisi Aliran Tanah Suci, beliau menyuruhku membaca beberapa penjelasan sutra, akhirnya saya jadi memahami betapa menakjubkannya sutra Buddha, saya begitu salut. Selain itu Master Chan Yun juga mengajari saya membaca Wen Chao (Catatan Master Yin Guang), inilah kegiatanku selama setengah tahun di atas gunung.

Menanam landasan yang kokoh buat diriku, sesampainya di Taichung belajar ajaran sutra, tidak pernah menyia-nyiakan waktu, semua ini berkat pelatihan diri di atas gunung.

Hari ini kita memiliki lingkungan yang lumayan buat melatih diri, tetapi kenapa tidak mencapai kemajuan batin? Alasannya karena kita tidak serius bernamaskara dan bertobat untuk mengeliminasi rintangan karma. Andaikata kita menanam landasan ini, maka keadaannya pasti berbeda.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2010

我們對大乘信心這麼難生,原因是什麼?業障太重,自以為是,對聖賢也沒有看在眼裡,我們自己都犯了這個毛病。禮懺是滅罪很好的方法,禮懺是什麼?收心。我學佛,我非常感念懺雲法師,他雖然沒有教給我什麼,我在他茅蓬裡面住了五個半月。我在茅蓬做義工,茅蓬裡面一共住五個人,三個出家人,懺雲法師、菩妙法師、達宗法師,達宗不曉得現在在不在?懺雲法師、菩妙法師都往生了。另外一個老居士是朱鏡宙老居士,那個時候七十歲,我那一年三十歲,年齡我最小。所以我在這個小道場就做義工,道場裡面所有一切服務的事情,我一個人擔當。燒飯,那是在山上,沒有電也沒有水,水以後我們是想了個方法,我們用竹子,把竹子竹節打空,從山上有個泉水用這個竹子一節一節引下來。但是山上有野獸,有時候常常把水管碰斷,要上去去接上來。燒灶,要去撿柴火,山上樹葉、樹枝落下來的很多,撿柴火,自己種菜,過原始鄉村的生活。我年輕,好在這些事情從小都學過,我照顧這三位法師、一位長者(一位老人)。茅蓬距離埔里的小鎮,我也不知道多少里,反正到埔里買一次菜,一個星期去一次,要走一天。走路,從茅蓬走路走到埔里大概要三個小時,回來三個小時,六個小時。兩個小時可以購物,每個星期去買一次菜。蔬菜自己種。

  懺雲法師教給我的功課是每天拜佛八百拜,早晨起來拜三百拜,中午吃完飯之後收拾收拾,收拾清除之後,拜佛兩百拜,晚課是三百拜。在茅蓬裡面,因為晚上沒有燈,沒電燈,所以睡覺大概是八點鐘就睡覺了。兩點鐘起床,起床梳洗之後就拜三百拜,三百拜拜完之後就開始燒早飯。早飯,那時候吃,懺雲法師挺講究的,每天早晨吃豆漿。豆漿要自己磨,晚上睡覺之前把黃豆跟花生混合在一起用水泡著,第二天早晨起來之後磨豆漿,豆漿裡有花生就特別好吃。出家要自己能生活,什麼都能幹才行。這都是抗戰期間,我們是流亡學生,都做成習慣了,洗衣服、縫縫補補都行。所以五個半月我在山上拜了十幾萬拜、磕了十幾萬個頭,消業障!禮懺滅罪,折伏自己的煩惱習氣。以後離開茅蓬到台中去學教,這是基礎。如果沒有這半年認真的修行,在懺雲法師指導之下,那個時候在山上,懺雲法師修淨土的,他教我看《疏鈔》、看《要解》、看《圓中鈔》,所以我對於這三部註解很熟悉,就是那個時候學的,把這三部書的科判統統用表解畫出來。這一畫出來之後,我就感到非常驚訝,才知道佛的經典之好,佩服得五體投地。除這個之外,他教我看《印光大師文鈔》,這是我在山上半年的功課。奠定這個基礎,到台中去學經教,沒有空過,得從這裡入門,受過基礎的訓練。我們今天有這麼好的環境,為什麼修學沒進步?原因是大家沒有認真禮懺滅罪這個根基。如果從這個根上去紮的話,那情形不一樣。認真修行,一天八百拜是最少的,因為我要用很多時間照顧大眾的生活,山上服務的人只有我一個人,所以什麼事情都要做。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三十八集)  2010/5/13








Kalimat berikutnya adalah mengajari kita metode melatih diri yakni “Melafal Berkesinambungan”, mengerahkan segenap daya upaya untuk melafal terus menerus, sambung menyambung. “Tidak perlu menambah metode lainnya lagi”, artinya tidak perlu menggunakan cara lainnya untuk membantu. Selain ini juga “Jangan memiliki keraguan”. Inilah kunci dari metode melafal Amituofo.

Praktisi jaman dulu ada mengemukakan bahwa metode pelatihan diri itu ada 2 bagian, yakni metode utama dan metode pendukung. Menurut Master Lian-chi, metode utama adalah melafal Amituofo, lantas metode pendukung juga tetap adalah melafal Amituofo, jadi baik metode utama maupun metode pendukung tetap menggunakan pelafalan Amituofo.

Di dalam metode pelafalan Amituofo telah sempurna akan lima mata pelajaran Aliran Sukhavati, sungguh tak terbayangkan! Teori dan pengamalan dapat sejalan, praktisi begini memiliki akar kebijaksanaan yang tertinggi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2010

“Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati”

下面教給我們修學方法,「但驀直念去」,這驀直就是一直念去,死心塌地一直念去。「不假方便」,不需要用任何方法來幫助。「不落思量」,你也不能有三心二意。這個法門,「直起直用,自得心開」。這是念佛的祕訣。古大德有提出來正助雙修,持名念佛是正修,再用其他方法來幫助,助修,正助雙修。蓮池大師告訴我們,持名念佛是正修,還用持名念佛做助修,正助全是持名。你要不要持戒?不用持戒了,為什麼不用持戒?你二六時中都有一句阿彌陀佛,你還能破戒嗎?就圓滿了。可以說是三福、三學、六和、六波羅蜜、十願全在一句名號當中,真不可思議!理如是,事也如是。真能這樣修行的人,你能否定他不是上根嗎?上上根人才能夠做到。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三十八集)  2010/5/13