Kami merenungkan dengan seksama, mengapa praktisi zaman now beda jauh
dengan praktisi tempo dulu, apa alasannya? Oleh karena praktisi modern telah
mengabaikan menanam akar pendidikan kesusilaan.
Hal ini tidak bisa menyalahkanmu, juga tidak boleh menyalahkan
Ayahbunda, juga tidak dapat menyalahkan Leluhur, seperti yang dibabarkan Buddha
Sakyamuni di dalam Sutra Usia Tanpa Batas sebagai : “Para pendahulu, mereka tidak bertemu Buddha Dharma,
tidak mengerti kebenaran alam semesta dan kehidupan manusia, maka itu melakukan
banyak karma buruk. Mereka tidak mengenal Buddha Dharma, tidak mengerti belajar
Ajaran Buddha, juga tidak ada
kalyanamitra yang membimbing mereka, di dalam kondisi demikian tidak dapat
menyalahkan mereka”.
Mengapa tidak boleh menyalahkan mereka? Oleh karena faktor sejarah
sehingga kita kehilangan pendidikan tata susila. Dinasti Qing (1644-1911)
merupakan dinasti terakhir di Tiongkok, tahun ini sudah 99 tahun runtuhnya
Dinasti Qing, tahun depan sudah seabad.
Pada permulaan sampai pertengahan abad ke-20, Tiongkok merupakan negara
yang penuh gejolak dan belum stabil. Dimulai dari Era Panglima Perang, kemudian
pertempuran selama 8 tahun melawan invasi Jepang. Selama kurun waktu 8 tahun
ini, kerugian terbesar yang diderita adalah budaya warisan leluhur jadi
terabaikan.
Masih cukup beruntung, saya hidup di dusun, masih sempat mengecap
pendidikan budaya warisan leluhur, sedangkan anak-anak di perkotaan sudah tidak
mengenal pendidikan ini lagi.
Sekolah di perkotaan menganggap pendidikan budaya warisan leluhur sudah
ketinggalan zaman, tidak cocok dipelajari lagi. Padahal zaman dulu, anak-anak
sejak dilahirkan, Ayahbunda sudah mulai mendidiknya, bukan menyuruh si anak
menghafalnya, namun Ayahbunda memperlihatkan teladan dengan pengamalan nyata.
Bayi yang baru lahir hingga berusia 3 tahun, selama seribu hari, apa yang
dilihatnya, yang didengarnya, yang didekatinya, semuanya dipelajarinya, akar
pendidikan susila ditanam dengan mendalam dan kokoh.
Tempo dulu, bukan saja Ayahbunda yang sibuk mendidik anak-anak di rumah,
bahkan ketika anak-anak bermain di luar, orang dewasa juga akan menampilkan teladan
yang baik untuk diperlihatkan kepada anak-anak, mereka takut anak-anak belajar
hal yang buruk, maka itu ikut mengawasi agar segala hal yang berbau negatif
jangan sampai didekati anak-anak, demi menciptakan generasi penerus yang
berguna dan seutuhnya.
Setelah pertempuran melawan invasi Jepang berakhir, fenomena seperti di
atas tidak tampak lagi, juga tidak ada yang membicarakannya lagi, bahkan tidak
terdengar lagi, jadi bagaimana anda dapat mengenal pendidikan budaya warisan
leluhur? Padahal ini merupakan landasan untuk menjadi insan suci, insan bijak,
menjadi Buddha dan menjadi Bodhisattva.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 23 Agustus 2010
我們深深去思考,到底什麼原因,為什麼現在人不如古人?現在人疏忽紮根的教育。這個不能怪你,也不能怪你父母,也不能怪你祖父母,就像世尊在這部經上所講的,「先人無知,不識道德,無有語者,殊無怪也」,不能怪你們,這有歷史的因素。滿清亡國之後,到今年九十九年,明年就一百年,一個世紀了。在這個世紀,我們中國這塊大地都是動亂的局面,沒有安定下來。早年軍閥割據,接著跟日本人八年抗戰。八年抗戰,我們損失最大的是傳統文化裡面的教育疏忽了。我這個年齡,生長在農村,傳統文化還沾一點邊,都市裡就沒有了。農村還有私塾,我們沾一點邊緣,城市裡就沒有了,改成學校,對於中國傳統舊的東西不念了。而傳統東西,紮根教育就是些老東西,《弟子規》、《感應篇》、《十善業》,這是儒釋道的三個根。在古時候,小孩從出生父母就教,不是教他念,父母做出來給他看,嬰兒從出生到三歲這一千天,他所看到的、他所聽到的、所接觸到的,他全都學會了,根深蒂固。過去,不但是父母,大人在兒童面前表現的都是好樣子,怕把小孩教壞,凡是負面的絕不會讓兒童接觸到,這是愛護下一代。這些抗戰之後再也看不到了,不但看不到,也沒人講了,聽都聽不到,你怎麼會知道?這是世出世間成聖、成賢、成佛、成菩薩的根基。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二一集) 2010/8/23
Andaikata kita bersua dengan seorang praktisi lansia yang buta
aksara, siang malam cuma tahu melafal Amituofo, tangannya tak terpisahkan dari
tasbih, lafalan Amituofo tak terpisahkan dari mulut, dia telah mencapai Samadhi
Pelafalan Amituofo.
Apabila anda bertanya padanya apa yang dimaksud Samadhi Avatamsaka
dan Samadhi Saddharma Pundarika, lihatlah apakah dia paham atau tidak? Mungkin
saja dia tidak memberitahukan padamu, dia hanya melafal Amituofo, lalu
menyuruhmu juga ikut melafal Amituofo, padahal dia benar-benar memahaminya.
Lantas kenapa dia tidak memberitahukan jawabannya kepada anda? Oleh
karena meskipun sudah menjelaskan padamu, anda tetap saja tidak mampu
memahaminya, ini nyata adanya.
Kenapa anda tidak mampu memahaminya? Kekotoran batin dan tabiatmu
masih terlampau berat. Makanya tidak memberitahumu, cuma menasehatimu supaya
ikut melafal Amituofo, ini merupakan Maitri Karuna yang sesungguhnya, juga
merupakan kebijaksanaan sejati.
Benarkah ada hal sedemikian rupa? Benar, kita memiliki alasan yang
kuat guna memercayainya. Sesepuh ke-6 aliran Dhyana, Master Huineng, mencapai
pencerahan dibawah bimbingan Sesepuh ke-5. Usai itu Sesepuh ke-5 mewariskan
patra dan jubahnya kepada Sesepuh ke-6.
Demi menghindari kejaran dari orang-orang yang mendengki, Sesepuh ke-6
melarikan diri dan bersembunyi. Dalam pelariannya tersebut, beliau bersua
dengan Bhiksuni Wujin Zang.
Bhiksuni Wujin Zang sangat tekun melatih diri, sepanjang hayatnya
membaca “Mahaparinirvana-sutra”, dia memohon bimbingan pada Master Huineng. Master
Huineng menyuruhnya membaca sutra tersebut, lalu menjelaskan maknanya kepada
Bhiksuni Wujin Zang.
Maka itu kita tidak boleh meremehkan praktisi lansia yang cuma bisa
melafal Amituofo, seolah-olah apapun tidak tahu, sesungguhnya dia hanya tidak
sudi memberitahumu saja, oleh karena anda tidak mampu memahaminya.
Andaikata anda sudah mencapai tingkatan serupa dengan Bhiksuni Wujin
Zang, mungkin saja praktisi lansia tersebut akan sudi memberitahukan padamu,
barulah ada gunanya, karena anda dapat tercerahkan!
Sebaliknya kalau sudah diberitahu, tapi juga tidak paham juga tidak
tercerahkan, percuma saja memberitahukan padamu! Sang Buddha membimbing para
makhluk adalah menyesuaikannya dengan kemampuan penyerapan masing-masing
individu.
Lantas kapan praktisi lansia akan menjelaskannya padamu? Ketika anda
telah berada di gerbang pencapaian pencerahan, tinggal memberimu sedikit
petunjuk dan anda langsung tercerahkan, begini barulah efektif.
Oleh karena Aliran Sukhavati memiliki keunggulan yang tiada
bandingnya, praktisi lansia yang telah mencapai kondisi batin yang sedemikian
rupa, ketika praktisi non awam datang meminta bimbingannya, dia hanya akan
tersenyum sambil melafal Amituofo, dia takkan memberitahukan jawabannya padamu,
mengapa demikian? Anda belum mencapai tingkatan batin tersebut, terkecuali
kalau anda sudah mencapai tingkatan batin sedemikian rupa, dia pasti akan
menjelaskannya padamu.
Setelah kita memahami kebenaran ini, masihkah berani meremehkan para
makhluk? Mana berani lagi. Terhadap semua makhluk, hendaknya tahu menghormati
dan menghargainya.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 23 Agustus 2010
Kisah Master
Huineng menyelamatkan Bhiksuni Wujin Zang :
我們要是遇到一個念佛的老太太,她要不認識字,一天到晚佛號,手不離珠,佛不離口,她真得念佛三昧了。那你要去問問她華嚴三昧,問她法華三昧,你看她懂不懂?也許她不告訴你,她只是阿彌陀佛,叫你念阿彌陀佛,她真懂。為什麼不給你說?給你說了你不懂,真的,一點都不假。為什麼你不懂?你煩惱習氣太重了。不給你說,勸你念佛,這是真正慈悲,這是真實智慧。這話是真的嗎?真的,我有理由相信,為什麼?六祖惠能大師在五祖座下,聽五祖給他講《金剛經》大意,講到「應無所住而生其心」豁然開悟,這一悟是什麼?戒定慧三學圓滿。他在逃難的途中遇到無盡藏比丘尼,這個比丘尼很用功,一生受持《大涅槃經》。《大涅槃經》有兩種譯本,都很長,一種四十卷,一種三十六卷。能大師聽她念經,她念完之後,能大師把這個意思給她講出來,她聽了非常歡喜。所以我們決定不能小看這些老太婆,只會念阿彌陀佛,好像什麼都不知道,她不願意給你講,為什麼?你真聽不懂。如果你要是無盡藏比丘尼那個程度,她真的會跟你講,講了什麼?講了管用,你開悟了!你要不開悟,人家不告訴你,不給你講,講了什麼?廢話!佛菩薩講經契機契理,理是自性本具般若智慧,這他證得了,契機是契合你自己的程度。到什麼時候跟你講?你在開悟的邊緣,將悟未悟這個時候,點你一把你豁然大悟。不是在將悟未悟這個邊上不用這個方法,用這個方法叫白用了,沒效果,那就叫廢話,不應該說。所以他觀機。因為淨宗法門無比殊勝,人家成就到達這個境界的時候,講經說法的法師去向他請教,他跟你客客氣氣阿彌陀佛,他不跟你說,為什麼?你也沒到這個境界;你真到這個境界,你看他講不講?
我們了解這個事實真相,懂得這個道理,敢不敢輕慢眾生?不敢,對一切眾生要有尊敬的心、恭敬心,這是正確的。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二一集) 2010/8/23
Meremehkan orang lain adalah sama dengan meremehkan diri sendiri. Lihatlah
para Buddha Tathagata, para insan suci dan bijak, Konfusius, Mencius, di dalam
Klasik tercatat mereka memperlakukan orang lain dengan rendah hati, apalagi
Buddha dan Bodhisattva.
Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, saat melakukan
pindapatra, kadang kala bertemu dengan kaum papa, pengemis yang mengetahui
bahwa diri sendiri pada masa kelahiran lampau tidak menimbun berkah, sehingga
pada masa kehidupan sekarang terlahir miskin.
Pengemis ini ketika bersua dengan Buddha Sakyamuni merasa amat
bersukacita, oleh karena Sang Buddha adalah sosok yang memiliki berkah
kebajikan besar. Pengemis ini berhasil mengemis sedikit nasi, lalu mempersembahkan-nya
kepada Sang Buddha, dia hendak menimbun berkah!
Lihatlah, Buddha Sakyamuni memperlakukan kaum papa dengan perasaan
hormat, tidak memandang rendah pada mereka, dengan hati yang setara dan Maitri
Karuna memperlakukan semua makhluk, menerima persembahan mereka, lalu membabarkan
Dharma, membimbing dan membantu dirinya, beginilah sikap Buddha dan
Bodhisattva.
Inilah yang harus kita teladani dalam kehidupan keseharian, hendaknya
menggunakan hati yang setara dalam memperlakukan semua makhluk. Para makhluk
mempunyai hati yang membeda-bedakan, kita meneladani Buddha dan Bodhisattva,
takkah memiliki perbedaan, tiada kemelekatan, tiada diskriminasi tinggi dan
rendah, memandang semua makhluk sebagai Buddha dan Bodhisattva.
Di dalam Avatamsaka Sutra, Buddha Sakyamuni berulang kali menyampaikan
bahwa “Semua makhluk sesungguhnya adalah Buddha”.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 23 Agustus 2010
輕慢別人正是輕慢自己。你看諸佛如來,你看世間聖賢,孔子、孟子,經書裡面記載,他們對人多麼謙虛,諸佛菩薩更不必說了。釋迦牟尼佛當年在世,托缽的時候,有時候遇到要飯的,要飯的人多可憐,知道自己沒修福,過去生中沒有修福,這一生才貧窮變成乞丐。見到釋迦牟尼佛非常歡喜,為什麼?佛是有大福德的人。他在外面討了一點飯,拿這個飯就供養釋迦牟尼佛,他修福!你看釋迦牟尼佛對他們多恭敬,沒有小看他們,真的是以平等心、慈悲心對待一切眾生,接受他的供養,為他開示,開導他、幫助他,這是佛菩薩。這都是我們在日常生活當中要學的,要以平等心對待一切眾生。眾生有分別,我們要學佛菩薩沒有分別、沒有執著、沒有高下,看一切眾生都是佛菩薩,這就對了。《華嚴經》上佛說過很多次,「一切眾生本來是佛」。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二一集) 2010/8/23