Minggu, 28 April 2019

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Agustus 2010 (Bgn 2)


Dapat mengalah barulah dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan orang lain, sebaliknya jika anda tidak bersedia mengalah, mustahil bisa akur dengan orang lain.

Saat masih menjadi praktisi pemula, masih ada sedikit kemelekatan, mesti bersabar, setelah mengalah beberapa kali, selanjutnya dapat mengalah dengan senang hati!

Orang lain merebut dan menguasai milik kita, kita harus berterima kasih padanya, mengapa demikian? Kita dapat mengalah, kualitas batin pun meningkat, karakter diri juga meningkat, kebijaksanaan berkembang, mengapa tidak berterima kasih?

Setelah merebut dan menguasai (vihara kita), dia menggunakannya untuk menyebarluaskan Buddha Dharma, mungkin saja dia berbuat lebih baik daripada kita, jadi ada bagusnya kita mengalah bukan?

Bagaimana pula kalau dia tidak menggunakannya untuk menyebarluaskan Buddha Dharma, malah memperalatnya guna menggapai ketenaran dan keuntungan buat dirinya sendiri, kita juga berterima kasih padanya, telah memerankan peran antagonis buat diperlihatkan pada kita.

Peran antagonis ini akan mengantarnya jatuh ke Neraka, Alam Setan Kelaparan dan Alam Binatang. Hal ini merupakan pelajaran yang dapat dipetik oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga kita segera menghentikan segala niat pikiran yang tidak baik, tidak berani melakukannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Agustus 2010

能夠讓才能跟一切眾生和睦相處,你不能讓,那個和睦是假的,那不是真的,一定要能夠忍讓。初學的時候,多少還有一點情執,要忍,真正讓過幾次了,那就不是忍讓,是樂讓,讓得很快樂!別人佔有了,佔有了我們還感恩,為什麼感恩?自己能讓,境界提升了,德行提升了,智慧也增長了,怎麼能不感恩?同時要想據有的人,他在那裡給我們做示現,示現有正面的、有負面的。正面的我們要頂禮、要恭敬供養,他據有這些財物弘法利生,比我做得更好,我怎麼能不讓?這讓有大德。如果是負面的,他不是做弘法利生,他是去搞名聞利養的,他演出業因果報給我們看,我們也要感恩。就像他在演戲,負面的演得很逼真,他不善的業行後面是地獄、餓鬼、畜生的果報。這對於我們、對於一切社會大眾,這是什麼?上課,上了一堂因果報應的課程,細心觀察明白了,會把我們內心一切不善的念頭止住,不敢做了。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第一0八集)  2010/8/11


 

 

Setelah melewati berbagai cobaan, kami memperoleh sebuah kesimpulan, yakni “Setiap insan merupakan orang baik, setiap masalah merupakan hal baik”.

Baik buruknya sebuah kejadian terletak pada sebersit niat pikiran, bila kita memandangnya secara positif, maka tidak ada hal yang tidak baik, tidak ada hal yang tidak benar.

Sebaliknya bila kita menanggapinya dengan pikiran negatif, maka segala hal akan jadi kejadian yang buruk. Inilah yang disebut sebagai “Segala sesuatu muncul dari hati dan pikiran”, pikiran mengendalikan segalanya.

Seperti yang dikemukakan oleh Master Ouyi sebagai “Segala hal tidak ada yang baik maupun buruk, baik dan buruk ada dalam hati manusia”, jadi baik buruknya suatu hal terletak pada sebersit niat pikiran kita, apabila niat pikiran kita benar, maka tidak ada satupun hal yang tidak benar; sebaliknya bila niat pikiran kita buruk, maka yang baik pun akan jadi jelek.

Setelah kita memahaminya, maka segala sebab dan akibat merupakan tanggung jawab diri sendiri, diperbuat oleh diri sendiri, hasilnya juga ditanggung diri sendiri, tidak ada kaitannya dengan orang lain.

Dengan memahami kebenaran ini, barulah kita dapat menjauhi penderitaan memperoleh kebahagiaan, di dalam kondisi yang bagaimana pun, baik suka maupun duka, anda tetap akan bersukacita, bebas tanpa rintangan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Agustus 2010

把事理看透了,得到一個結論,「人人是好人,事事是好事」。一切善惡業因果報都在我們自己一念之間,我們的心行正,沒有一樣不正,妖魔鬼怪在我面前表現的都是正法;如果我們心裡邪,十方諸佛如來所表現的也邪,這叫什麼?這叫「一切法從心想生」,自己的意念主宰一切。正是蕅益大師所說的「境緣無好醜」,境是物質環境,緣是人事環境,人事環境跟物質環境裡都沒有絕對的是非邪正,沒有,是非邪正是自己的念頭,自己念頭正,沒有一樣不正,邪也是正;自己念頭不正,正也變成邪,這個道理要懂。明瞭之後自己才知道,從修因到證果完全要自己負責任,與別人不相干,這是佛菩薩悲智療苦的大根大本。我們通過這個教學真正體會到,你才能真正的離苦得樂,永遠離苦、永遠得樂了,什麼環境裡面你都快樂、你都自在。這就講妙理,這個理不能不懂。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第一0八集)  2010/8/11

 



 
 
Ketika Raja Virudhaka (putra dari Raja Prasenajit) hendak memusnahkan Suku Sakya, apabila Buddha Sakyamuni berpandangan awam seperti diri kita ini, maka Beliau pasti akan mengumpulkan 16 raja negeri lainnya (waktu itu India kuno terbagi atas negara-negara kecil), untuk membentuk pasukan aliansi menyelamatkan Suku Sakya. Hal ini gampang saja dilakukan oleh karena 16 raja adalah pengikut Buddha.

Tetapi Buddha Sakyamuni tidak melakukannya, apa sebabnya? Sang Buddha mengetahui asal usul malapetaka ini, yang merupakan kelahiran demi kelahiran saling balas membalas, jika pada masa kehidupan sekarang dicegah, maka pada masa kehidupan berikutnya balas dendam ini akan kian sadis, maka membiarkannya membalas buat kali terakhir. Usai ini masalah ini baru bisa tuntas.

Bagaimana peristiwa tragis ini bermula? Pada beberapa masa kelahiran yang lampau, kalpa demi kalpa yang silam, Suku Sakya merupakan suku nelayan yang tinggal di tepi laut dan hidup dari menangkap ikan, di dusun tersebut terdapat sebuah kolam pemeliharaan ikan, suatu hari kepala dusun mengeluarkan perintah, menyuruh penduduk dusun untuk mengeringkan kolam tersebut, sehingga ikan yang berada di kolam dapat ditangkap semuanya.

Di dalam kolam tersebut terdapat raja ikan beserta rakyat ikannya, penduduk dusun tersebut menghabisi semua ikan-ikan di kolam tanpa menyisakan seekor pun, sehingga meninggalkan jejak dendam yang mendalam, ikan-ikan tersebut bertekad membalas dendam.

Pada masa kelahiran kali ini, penduduk dusun nelayan bertumimbal lahir jadi Suku Sakya. Ikan-ikan di kolam bertumimbal lahir jadi suku Raja Virudhaka, mereka datang membalas dendam, pada masa kelahiran lampau, suku-mu memusnahkan suku-ku, sekarang suku-ku datang memusnahkan suku-mu, demikianlah kelahiran demi kelahiran saling balas membalas, tiada usainya, tak berdaya menghentikan musibah ini.

Buddha Sakyamuni memahami kejadian ini dengan jelas, maka itu hanya dapat mengalirkan air mata, tidak mengucapkan sepatah kata pun, menasehati Suku Sakya supaya melarikan diri, tak berdaya melakukan perlawanan.

Sebagian penduduk Suku Sakya berhasil melarikan diri ke Tibet, oleh karena Tibet juga berada di kawasan Pegunungan Himalaya, kemudian menetap di Shigatse (sekarang adalah kota prefektur di Tibet).  

Kisah ini dituturkan oleh Master Zhangjia kepadaku, memperagakan kepada kita bahwa saling balas membalas, dendam ini takkan terurai, kelahiran demi kelahiran akan ada pembalasannya.

Buddha Sakyamuni memperagakan sikap bersabar dan mengalah, anda menginginkan kerajaan kami, lahan kami, kami serahkan saja kepadamu, kami angkat kaki, pergi melarikan diri, sebagian penduduk Suku Sakya yang tidak bersedia melarikan diri, akhirnya dibunuh oleh pasukan prajurit Raja Virudhaka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Agustus 2010


琉璃王滅釋迦族,釋迦牟尼佛要像我們這樣一樣的程度,好辦,發動十六大國王組織一個聯軍去救釋迦族,行不行?行。十六大國王都是釋迦牟尼佛的皈依弟子,佛要求他們組織聯軍輕而易舉的,大家都會聽話。佛不這麼做法,什麼原因?佛知道這一場災難的緣由,它是冤冤相報,這一世阻止了,將來還有更慘重的,應當讓它報,報了就沒事了。

這一場災難起源是什麼?起源是多生多劫之前,不是這一生的,過去生中造的業因。釋迦這一族住在海邊是打魚的漁民,這個村裡面有個養魚的一個池塘,有一天他們這個族長下了一個命令,叫村裡面的人把池塘的水統統放光,池塘裡面的魚一網打盡了。那個池裡有兩種魚,魚也有國王,牠們有牠們的組織,這兩個魚王感到這個村莊的人太可惡,把我們殺盡,一個都不留,怨恨在心,一定要報復。這一生牠們都到人道來了,捕魚的這村人就是釋迦族,那個被殺的池塘的魚就是琉璃王那一族。他是來報仇的,過去你滅他的族,人家現在也要來消滅你,冤冤相報,沒有辦法免除這個災難。所以釋迦牟尼佛清清楚楚、明明白白,看了只有流眼淚,不說一句話,勸大家逃難,能夠逃的盡量往外逃,沒有能力抵抗。逃了一部分出去,他們逃到西藏,因為那是翻越喜馬拉雅山,那邊就是西藏,一部分人逃到那邊去了,就釋迦族。釋迦這一族,總是聽家裡人說話、勸告,就逃到後藏,逃到後藏之後,在後藏就定居,沒有再回去了。所以釋迦牟尼佛的家族、後人在中國的後藏。這個故事,章嘉大師告訴我的,給我們表演冤冤相報,這個怨恨不能夠化解,生生世世都會有報復。

釋迦牟尼佛做出的方式就是忍讓,你要我們的國家、要這塊土地,給你,我們撤走、逃走,一部分不肯走的人都被他殺了。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第一0八集)  2010/8/11