Avatamsaka Sutra menyebutkan : “Andaikata Buddha Sakyamuni berdiam
selamanya di dunia ini, orang-orang yang memiliki kebajikan yang tipis, takkan
menanam akar kebajikan, miskin dan hina, serakah akan lima nafsu keinginan,
masuk ke dalam perangkap jaring-jaring khayalan”.
Andaikata Sang Buddha selamanya berdiam di dunia ini, maka “orang-orang
yang memiliki kebajikan yang tipis takkan menanam akar kebajikan”. Mengapa
demikian?
Oleh karena Sang Buddha berdiam selamanya di dunia ini, jadi santai
saja, hari ini tidak belajar, besok masih bisa, tahun ini tidak belajar, masih
ada tahun depan, pokoknya Sang Buddha tetap ada di dunia ini; tetapi begitu
Buddha memasuki Parinirvana, semua orang jadi panik, cepat-cepat
mempelajarinya.
Sebagian besar manusia memiliki tabiat sedemikian rupa. Tempo dulu
ketika saya mengikuti Upasaka Li Bingnan belajar Buddha Dharma, saya lebih giat
daripada murid-murid lainnya, mengapa demikian? Oleh karena saya bukan penduduk
Taichung, saya cuma datang ke Taichung buat menuntut ilmu, waktuku sangatlah
terbatas.
Sementara murid-murid lainnya yang merupakan penduduk Taichung, mereka
begitu santai, Guru Li juga menetap di Taichung, jadi takkan lari gunung dikejar,
mereka pun jadi santai dan lamban belajarnya.
Sedangkan diriku yang cuma menumpang ini, setiap saat harus angkat koper
dari sana, maka itu saya belajarnya lebih serius dari murid lainnya.
Sementara itu murid-murid lainnya santai saja, pokoknya Guru Li juga
takkan ke mana-mana, tetap berada di Taichung, jadi hari ini tidak sempat
belajar, besok kan masih bisa, tahun depan juga masih sempat, waktu masih
panjang, tidak perlu khawatir, begitulah pemikiran mereka.
Alhasil ketika saya sudah berhasil belajarnya, mereka masih ketinggalan,
penyebabnya seperti yang tercantum di dalam sutra. Makanya Sang Buddha terpaksa
menampilkan tahapan memasuki Parinirvana, penampilan ini telah menyelamatkan
banyak orang.
Guru telah tiada, bagaimana nasib kita selanjutnya? Apa yang telah Guru
ajarkan pada kita sebelumnya? Merenungkannya dengan seksama, mempelajarinya
dengan serius, dapat menyadarkan sebagian orang, mereka kini jadi memahaminya.
Jadi menampilkan tahapan memasuki Parinirvana juga merupakan salah satu cara
untuk membantu para makhluk supaya tercerahkan.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 22 Agustus 2010
Delapan Tahapan Kehidupan Buddha :
《法華壽量品》曰:若佛久住於世,薄德之人,不種善根,貧窮下賤,貪著五欲,入於憶想妄見網中」。這是什麼?佛要是久住世間,真的「薄德之人不種善根」。為什麼?佛常住,不要緊,今天過了還有明天,今年過了還有明年,今年不學沒有關係,明年再學,反正佛在;佛一不在,這著急了,不能不真幹。一般人心裡都有這個缺陷。擺在我們面前的例子,我早年在台中跟李老師學教,我比別人就要認真,為什麼?我不是台中人,我到台中來是學習的,我的時間是有限的。住在台中的同學,老師在那邊不走,他們就懈怠,他們用功沒有我那麼勤。因為我知道我隨時要走路的,能有一天的時間,認真努力好好學一天。他們不是這個想法,老師常住在這裡,還有明天、還有明年,後頭日子長得很,就這麼個道理。我在那裡學成了,他們沒有學成,原因就是這個經文所說的。所以佛對於這些人不能不示現滅度,這一示現滅度,度了很多人。老師不在了,這想想怎麼辦?老師以前教的是什麼?好好去想想,認真的去學習,能夠激發一些人覺悟、明白了。所以,示現滅度也是一種幫助眾生覺悟的方法,將悟還沒有開悟,這一著示現開悟了。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二0集) 2010/8/22