Jumat, 08 Februari 2019

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Juli 2010 (Bgn 3)


Tak peduli pintu Dharma manapun yang anda pilih, tujuan akhirnya adalah mencapai KeBuddhaan. Maka itu di dalam “Prajnaparamita Sutra”, Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa “Seluruh pintu Dharma adalah setara, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah”, hanya saja caranya berbeda, arahnya berbeda dan targetnya juga berbeda.

Maka itu bila anda tidak mengamalkan sila, mana boleh? Anda tidak sudi hidup susah sedikit, maka anda takkan mampu mengamalkan sila; oleh karena anda tidak sanggup mengamalkan sila maka anda takkan berdaya mencapai samadhi; oleh karena tidak berdaya mencapai samadhi, lantas bagaimana dapat mengembangkan prajna (kebijaksanaan)?

Kalau sudah begini, anda belajar Buddha Dharma, maka takkan ada bedanya dengan belajar pengetahuan duniawi. Hal ini tidak boleh tidak dipahami!

Satu sutra saja yakni “Amitabha Sutra” sudah dapat membantumu terlahir ke Alam Sukhavati di penjuru barat, tetapi anda malah memilih jalan berkelok-kelok.

Di dunia ini anda memiliki kecerdasan, hobi belajar, anda mempelajari seluruh isi Tripitaka, bahkan sanggup menghafal di luar kepala, tapi anda tidak mengamalkan sila. Tanpa pengamalan sila, anda takkan berdaya mencapai samadhi dan prajna.

Inilah yang dikatakan oleh Upasaka Li Bing-nan sebagai anda berputar di dalam enam alam tumimbal lahir, lahir dan mati sudah sebagaimana mestinya, anda tak berdaya sama sekali.

Jangan meremehkan Opa Oma yang hanya mengandalkan satu sutra yakni “Amitabha Sutra” dan sepatah Amituofo, setelah beberapa dekade kemudian, saat menjelang ajal, ada yang meninggal dunia dengan posisi berdiri, ada yang duduk bersila, bahkan mengetahui terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam Sukhavati.

Inilah keberhasilan dari pengamalan sila, samadhi dan prajna, efektif! Oma Opa sudah berhasil menuju ke Alam Sukhavati menjadi Buddha, sedangkan dirimu ini, masih berputar-putar di dalam enam alam tumimbal lahir.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Juli 2010

  無論是哪個法門,淨宗不例外,最終極的目標是明心見性,見性成佛。所以佛在《般若經》上講,「法門平等,無有高下」,這話真的不是假的,方法不一樣,方向一樣,目標一樣。所以你沒有戒怎麼行?你不能吃苦,你就不能持戒;你不能持戒,你就不能得定;不能得定,怎麼能開慧?那麼你所求的這個,研究的是佛學,這世間法。我們不能不知道!一部《阿彌陀經》可以幫助你到西方極樂世界。你在這個世間,你聰明、你好學,你把釋迦牟尼佛三藏十二部經研究透了,背得滾瓜爛熟,你沒有戒。沒有戒,說這一個字,你就要曉得,你沒有戒定慧。那就是李老師從前常說的,你在六道輪迴該怎麼生死還是怎麼生死,你一點都沒辦法。不能小看老阿公、老太婆,不可以輕視他們,他們一部《彌陀經》,一句阿彌陀佛,念個幾十年,臨命終時,站著往生,坐著往生,預知時至。那是什麼?戒定慧成就了,它管用!他到西方極樂世界去作佛去了,你還得搞六道輪迴。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第八十二集)  2010/7/17




 

Praktisi sekalian hendaknya mengetahui bahwa belajar teori Ajaran Buddha dan belajar meneladani Buddha adalah dua hal yang berbeda. Belajar meneladani Buddha adalah mewujudkan sila, samadhi (konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan). Tanpa mengamalkan sila, samadhi dan prajna, maka bukan lagi disebut sebagai belajar meneladani Buddha.

Sebagian orang menyukai belajar teori Ajaran Buddha, yang diperolehnya hanyalah pengetahuan duniawi, sedangkan belajar meneladani Buddha akan mengembangkan kebijaksanaan, jadi tidaklah sama! Kebijaksanaan dan kaya pengetahuan adalah dua hal yang jauh berbeda.  

Kebijaksanaan dapat menyelesaikan segala permasalahan, juga takkan ada dampak yang ditimbulkan di kemudian hari, sedangkan pengetahuan duniawi walaupun dapat menyelesaikan permasalahan, namun banyak efek samping yang akan muncul di kemudian hari, hal ini tidak boleh tidak dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Juli 2010

諸位要知道,佛學跟學佛是兩樁事情,學佛有戒定慧,沒有戒定慧就是佛學,就不是學佛。搞佛學,那是知識,學佛是智慧,不一樣!智慧跟知識是兩樁事情。智慧能解決問題,沒有後遺症;知識解決問題,後面有一大堆的後遺症,這個我們不能不知道。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第八十二集)  2010/7/17




 

Menjelang Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, Y.A.Anuruddha menyuruh Ananda menanyakan 4 hal kepada Buddha Sakyamuni. Yang pertama dan kedua adalah setelah Sang Buddha memasuki Parinirvana, siswa-siswaNya harus berguru pada siapa? Sang Buddha menjawab : “Dengan penderitaan sebagai guru, dengan sila sebagai guru”.

Andaikata kita tidak memandang berat pada hal ini maka celakalah. Anda di dunia ini memperalat Buddha Dharma demi mengejar ketenaran dan keuntungan, maka akibatnya serupa dengan yang dikatakan Upasaka Li Bing-nan, kondisi lahir dan matinya sudah sebagaimana mestinya, anda takkan berdaya terlahir ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.

Yang ketiga adalah, pertanyaan ini juga sangat bagus. Saat sekarang ini fenomena begini ada banyak sekali, di dalam organisasi kalau ada anggota Sangha yang tidak menaati peraturan, apa yang harus dilakukan?

Ketika Buddha Sakyamuni masih hidup, masih dapat mengurus si bandel, Sang Buddha akan menasehati mereka. Tetapi bagaimana setelah Buddha memasuki Parinirvana, siapa lagi yang mampu menasehati mereka?

Buddha Sakyamuni mengemukakan sebuah cara yang efektif yakni “Diam”, jangan menghiraukan mereka.

Hal ini serupa dengan yang dikatakan Konfusius sebagai “Menghormati dan menjauhi”, tidak menjalin ikatan permusuhan dengan orang lain. Saya mengikuti Upasaka Li Bing-nan selama 10 tahun, di dalam organisasinya juga terdapat murid-murid bandel yang tidak taat peraturan, di depan guru tampak patuh, tapi begitu berpaling langsung melanggar disiplin.

Lantas bagaimana cara Guru Li menghadapi murid-murid bandel begini? Guru Li hanya menghormati dan menjauhi mereka; menghormati artinya bersikap santun dan berwajah ceria ketika bertatapan denganmu; menjauhi artinya tidak mencampuri urusanmu dan takkan peduli lagi dengan kabarmu, anda mau bagaimana, yah silahkan saja.

Terhadap masyarakat sekarang ini, ketika kita berhadapan dengan orang berperilaku buruk, sikap kita adalah menghormati dan menjauhi, tetapi bukan sengaja menghindarinya, saat bertatapan muka, kita tetap memberi salam hormat dan ramah tamah, tetap bersikap santun padanya.

Hanya saja anda mau melakukan kegiatan apa, saya takkan ikut mencampurinya juga takkan merintangimu; saya melakukan kegiatan apa, anda juga jangan ikut mencampuri urusanku, bukankah begini sudah bagus? Semua orang jadi bersukacita bukan?

Buddha Sakyamuni sangat bijaksana, upaya ini dilakukan supaya semua orang dapat hidup berdampingan secara harmonis. Belajarlah untuk tidak mengkritik orang lain, tidak mencampuri urusan orang lain, diri sendiri memberi teladan dengan pengamalan nyata, ini sangat penting.

Setelah dia melihat pengamalanmu, dia akan tergugah dan terpengaruh, bagus sekali; kalau sudah melihat penampilanmu, tapi juga tidak mengerti, tidak apa-apa, lama kelamaan dia juga bisa memahaminya. Setahun, dua tahun masih belum mengerti, sepuluh, dua puluh tahun mungkin dia sudah paham.

Yang keempat adalah menuangkan ajaran Buddha Sakyamuni ke dalam tulisan, kalimat pertama yang wajib dibubuhkan adalah “Demikianlah yang saya dengar”.  Selain itu juga mesti mencantumkan kapan waktu dibabarkannya sutra tersebut, di tempat mana, siapa saja yang menghadirinya, inilah hal yang wajib dicantumkan di dalam sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Juli 2010

[/]樓馱叫阿難問這四個問題,這重要。以苦為師,以戒為師。我們要不重視這樁事情,那就完了。你在這個世間拿到佛法搞名聞利養,行,你可以得到。你說歐洲漢學系,拿著佛經去做論文,拿博士學位,沒問題,可以拿到博士學位,將來也可以是個名教授、漢學家。李老師講的,該怎麼生死還是怎麼生死,你沒有辦法往生成佛。

第三個問題,也是問得很好。我們現在這種現象很多,團體裡面有不守規矩的出家人,怎麼辦?佛在世的時候,佛會管他,佛會教訓他。那佛不在了,以後像這些人誰去教訓他?佛說了一個很好的方法,別理他,叫「默擯」,默擯就是不要理他,用這個方法。就是中國孔老夫子講的「敬而遠之」,不跟人結怨。我們在聖人教誨裡面聽到,我跟李老師十年,我看到他老人家做到了。他的團體裡也有不聽話的學生,陽奉陰違,那怎麼對他?我們看到老師真的是敬而遠之,見到他一定很尊敬,有禮貌,都很歡喜。遠是什麼?遠就是你隨便搞什麼絕不干涉你,對你不聞不問,你喜歡搞什麼就搞什麼。對的,正確的,他老人家做出榜樣來給我們看。在現前這個社會,這非常重要,懂得對不善人敬而遠之。遠,不是故意有距離,不是的,見面還很親切,非常客氣,禮節樣樣周到。就是你搞什麼,不干涉你;我搞什麼,你也不干涉我,這不是很好相處嗎?大家都歡喜嗎?釋迦牟尼佛真有智慧,真有智慧,這就是講和諧,這才真正能做到和諧。要學著不要批評人,不要干涉人,自己做好樣子給人看,這個很重要。他看懂,有感受,很好;看不懂,沒關係,看久了,他就看懂了。一年、二年看不懂,十年、二十年也許他看懂了,這不定。所以柔和質直的態度重要!威儀有則,就是自己要把戒定慧做出來。第四個問題就是,大家知道,將來一定把釋迦牟尼佛一生所說的、所教的,我們把它用文字記錄下來傳給後世。那這個經文前面,第一句話要用什麼?世尊指導,用「如是我聞」。這是佛滅度的時候,阿難向釋迦牟尼佛問的四個問題。這是四個問題裡頭的第四個問題,「一切經首,當置如是我聞、佛在某方等六事」。如是我聞,佛在什麼時候,在什麼地點,與哪些人在一起,就是前面講的六樁事,就是六種成就。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第八十二集)  2010/7/17