Kini bencana ada di depan mata, kami menganjurkan melatih “Enam
Prinsip Keharmonisan”, kita tidak bisa mengharapkan orang lain mempelajarinya,
bila kita mengharapkan orang lain yang mempelajarinya, maka anda sudah salah,
justru diri sendirilah yang harus mempelajarinya.
Orang lain tidak akur denganku, saya mesti harmonis dengannya. Apa
patokan harmonis? Yakni Enam Prinsip Keharmonisan, yang pertama adalah keharmonisan
dalam pandangan, tentu saja pandangan dia dan saya berlainan, lantas apa yang
paling pokok dalam keharmonisan pandangan ini?
Alam semesta beserta seluruh isinya merupakan satu kesatuan dengan
diriku, yang memiliki jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan) yang sama, atas dasar
inilah mesti hidup berdampingan secara harmonis.
Tidak hanya harmonis dengan seluruh manusia, bahkan dengan semua
makhluk hidup juga harmonis, dengan bunga, rerumputan dan pepohonan juga akur;
dengan gunung, sungai dan permukaan alam juga harmonis; alam semesta beserta
seluruh isinya juga harmonis, merupakan satu kesatuan.
Saya tidak mengharapkan dia duluan yang akur denganku, namun saya
sendirilah yang harus memulainya. Dia tidak mengerti, tapi saya telah mengerti.
Butir kedua adalah keharmonisan dalam pengamalan sila, minimal harus
mengamalkan “Di Zi Gui”, “Risalah Ganjaran dan Balasan Setimpal”, “Sepuluh
Kebajikan”. Saya harus bisa menerapkannya dalam kehidupan keseharian, namun
saya takkan mengharapkan orang lain yang mengamalkannya. Kalau anda bersikeras
supaya orang lain juga ikut mengamalkannya, maka anda ini sudah tidak harmonis
dengan orang lain.
Saya hanya mengharapkan diri sendiri yang mengamalkannya, tidak
memaksakan orang lain. Saat bersua dengan orang lain, saya akan memberi hormat
dengan membungkukkan badan 90 derajat, saya takkan mengharapkan orang lain
membalasnya.
Selanjutnya adalah keharmonisan dalam tindakan, keharmonisan dalam
ucapan dan keharmonisan dalam pikiran, semua ini harus dimulai dari diri
sendiri.
Butir yang terakhir adalah keharmonisan dalam pembagian manfaat.
Persembahan yang saya terima, apakah boleh dibagikan kepada dia? Pasti harus
berbagi, terutama di kala dia butuh bantuan, maka saya mesti menolongnya.
Ketika dia butuh uluran tangan, meskipun dia tidak mengungkapkannya
keluar, tetapi kita tahu dia sedang kesusahan, maka sudah semestinya kita tergerak
untuk membantunya. Kita dapat melakukannya dan jangan mengharapkan orang lain
supaya ikut serta.
Di dalam sebuah keluarga, asalkan anda dapat mengamalkannya, maka
dengan sendirinya anggota keluarga lainnya pasti tergugah dan terpengaruh,
sehingga keluarga ini berubah menjadi keluarga yang harmonis. Ketika melihat
anggota keluarga lainnya sedang kekurangan, apakah anda bersedia membantunya?
Ini merupakan contoh yang paling nyata saat sekarang ini, sedangkan 5 prinsip
lainnya tidak sulit diwujudkan.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 13 Juni 2010
今天災難現前了,我們提倡修六和敬,我們不能要求別人學,要求別人學你就錯了,自己學。別人對我不和,我對他要和。和的標準是什麼?這六條,第一個見和同解,當然這他跟我不一樣,見和同解裡最重要是講什麼?遍法界虛空界一切萬法跟我是同一體,同一個自性清淨圓明體,憑什麼和?就憑這個和。我是自性現前,他也是自性現前,一切畜生是自性現前,花草樹木、山河大地統統都是自性現前。我不但跟一切人和、一切有情眾生和,跟花草樹木也和,跟山河大地也和,跟整個宇宙統統是一片和氣,一體。我不要求他,我要求我自己。他沒有明瞭,我明白了。
戒和同修,根本戒,《弟子規》、《感應篇》、《十善業道》,我一定是要把它落實,真正做到,我不要求別人做到;你要要求別人做到,那你跟他就不和。我只要求自己,我不要求別人。我見到人,我一定是九十度鞠躬禮,我不要求他們對我九十度鞠躬禮。我這次在巴黎跟天主教教皇見面,我看到天主教裡面這些樞機主教們見教皇,行禮,多少度?看大概五度,頭點一點,頭點一下。可是我們見他一定是九十度的,我不要求他對我,我要要求我怎麼樣對人。
底下,身同住,口無諍,意同悅,都要在自己身上。末後一條利同均,這條很現實,我得到的供養能不能分給他?一定要分,他有需要就要幫助他,他沒有需要就不必提;有需要的時候,雖然他沒有說,但是他需要,主動要幫助他。我們自己才能做到,不要要求別人。你在一個家庭裡,你自己做到,我相信不會太久的時間,你家裡面就受感化,你這個家庭就變成六和敬的家庭,六和敬的家庭最現實的還就是經濟、財富。你家裡面擁有的財物,看到別人有欠缺的,你能不能幫助他?這是很現實的一條。其他的,我覺得都很容易做。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第五十六集) 2010/6/13
Orang sekarang bilang tekanan batin, lihatlah sekarang di dunia ini,
siapa yang tidak memiliki tekanan batin? Bahkan anak kecil juga menderita
tekanan batin, makanya anak kecil pun nekat melompat dari gedung yang tinggi,
mengakhiri hidupnya. Siapa yang tidak memiliki tekanan batin?
Praktisi sejati tidak memiliki tekanan batin, baik jiwa maupun
raganya takkan terbelenggu, betapa bebasnya! Betapa bahagianya! Menjauhi
penderitaan memperoleh kebahagiaan, ini sungguh nyata adanya!
Buddha Sakyamuni telah memperagakan pada kita semuanya, Beliau mulanya
adalah putra mahkota, menikmati kehidupan yang didambakan oleh setiap insan di
dunia ini.
Setelah mencapai pencerahan, Beliau melewati kehidupan seorang
pertapa, sehari makan satu kali yakni pada siang hari, malam hari beristirahat
di bawah sebatang pohon, esoknya pindah lagi, total hartanya adalah tiga helai
jubah dan sebuah patra (mangkok), selain ini apapun tidak dimilikiNya lagi.
Sebagian orang menilai hal ini sungguh miris sekali; namun bagi Sang Buddha
sendiri, justru merupakan kebahagiaan yang tak terbatas. Beliau memperlihatkan
pada kita bagaimana kehidupan yang tanpa tekanan, batin bebas tanpa belenggu!
Tiada ikatan sama sekali, setiap hari berwisata menikmati keindahan
panorama alam, memperoleh kebebasan yang sesungguhnya. Namun siapa yang sudi
meniru gaya hidup begini? Tidak ada yang sudi menjalaninya.
Kenyataannya, Buddha Sakyamuni telah mencapai kondisi batin yang
sedemikian rupa, hidup berkelana, tak gentar oleh hembusan angin, siraman hujan
dan teriknya mentari; malam hari beristirahat di alam terbuka, bersamadhi di
bawah pohon.
Kita pernah mendengar istilah tubuh Vajra Narayana, yakni tubuh kokoh
yang takkan rusak, demikianlah tubuh Sang Buddha, Beliau juga tidak menderita
sakit. Kita tidak mungkin bisa sebanding denganNya, kalau kita bermalam di alam
terbuka, apalagi duduk semalaman di bawah pohon, esok paginya sudah harus
diantar ke kamar ICU.
Makanya kita tidak mungkin bisa meniru gaya hidup Buddha Sakyamuni, tubuh
kita tidak memiliki daya tahan sedemikian rupa. Lantas apakah kita menyerah
begitu saja? Segala sesuatu tercipta dari hati dan pikiran, kalau anda berpikir
tak sebanding dengan Sang Buddha, maka tentu saja anda tidak mungkin bisa
sebanding denganNya.
Sebaliknya bila anda berpikir, kalau Buddha Sakyamuni mampu
melakukannya, saya juga pasti bisa, maka meskipun berada di alam terbuka, ditiup
angin, disiram hujan, dijemur terik mentari, anda juga menganggapnya angin
lalu, takkan menghiraukannya sama sekali, maka daya tahan tubuhmu akan berubah.
Kita memahami kebenaran ini, namun enggan mencobanya, mengapa
demikian? Oleh karena keyakinan hati yang tidak mencukupi, inilah yang sering
dikatakan oleh Master Zhangjia padaku, anda masih memiliki keraguan, anda masih
saja tidak percaya.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 13 Juni 2010
現在人講壓力,你看看現在的世間人誰沒有壓力?連小學生都有壓力,他沒有壓力,他為什麼會跳樓、會去自殺?誰沒有壓力?真正學佛的人沒有壓力,身體沒有壓力,精神沒有壓力,你多自在!你多快樂!真的離苦得樂,不是假的。
釋迦牟尼佛給我們做出最好的榜樣,人家是王子出身,是富貴家庭的子弟。開悟之後過的什麼生活?苦行僧的生活,你看日中一食、樹下一宿,所有的財產三衣一缽,除了這個,什麼都沒有。在我們一般人,這太苦了;在他,在他得大樂。展現給我們的,先用現在的話說,一切壓力都沒有,他多自在!無拘無束,每天遊山玩水,真的是得大自在。可是有幾個人願意學他?沒人願意。實在說,人家真的到那個境界,過這樣的生活,那真的叫出家人的生活,不怕風吹雨淋太陽曬,他不怕;晚上睡覺都是在野外,樹底下打坐。我們只聽講金剛不壞身,他的身體真的是金剛不壞身,他也不生病。這就是我們一般人比不上,我們要是晚上到外面樹底下去坐一晚上,第二天可能就到加護病房去了,怎麼能跟人比?
所以我們今天一想,釋迦牟尼佛的生活方式,我們不行,咱們身體沒有法子,這個觀念正不正確?不正確,為什麼不正確?一切法從心想生,我們的心想錯了,覺得不如他,那你當然就不如他。你要如果想的是,釋迦牟尼佛能,我也能,這個念頭正確。那你的身體,風吹雨淋日頭曬也不在乎,念頭轉了,你整個身體統統轉了。今天我們懂這個道理,不敢嘗試,不敢去做試驗,為什麼?信心不夠,這就是從前章嘉大師常常告訴我的,你還有懷疑,你還不相信。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第五十六集) 2010/6/13