“Memanjakan, bersikap berat sebelah, berpihak dan tidak adil,
merupakan salah satu sumber penyakit”. Andaikata sebagai kepala keluarga, anda
bersikap berat sebelah, apakah anggota keluarga lainnya akan patuh padamu?
Pasti akan mengundang perasaan iri hati, bahkan akan menimbulkan balas dendam,
masalah pun bermunculan, makanya hal ini sungguh mengerikan.
“Membenci seseorang hingga berniat membunuhnya, adalah salah satu
sumber penyakit”. Membenci seseorang, tidak suka melihatnya, berharap supaya
dia lekas mati, ini termasuk dendam, tindakan mengutuk, tentu saja mengikat
tali permusuhan.
Insan suci dan bijak zaman dulu mengajarkan pada kita, ikatan
permusuhan itu hendaknya diurai dan jangan dijalin, maka itu ikatan permusuhan
harus cepat-cepat diurai, tidak boleh mengikat tali permusuhan. Mengapa
demikian?
Setelah mengikat tali permusuhan, maka kelahiran demi kelahiran akan
saling balas membalas, tiada usainya. Pada masa kehidupan sekarang mengikat
tali permusuhan, pada masa kehidupan mendatang, dendam ini akan kian mendalam,
jadilah musuh berbuyutan. Bukankah ini sangat merepotkan, kedua belah pihak
harus menjalani siksaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata.
Makanya setelah tercerahkan, hendaknya mengurai ikatan permusuhan, asalkan
salah satu pihak sudah tercerahkan, maka ikatan permusuhan pun dapat terurai.
Pihak yang tercerahkan itu akan memikirkan segala cara untuk mengurai
ikatan permusuhan, baik secara fisik maupun mental, berupaya menambal kerugian,
memberi ganti rugi, menebus kesalahan, jangan lagi mengikat permusuhan, ini sangat penting.
Umpamanya orang lain menfitnah diri kita, menghina diri kita bahkan
mencelakai diri kita, dalam menghadapi hal begini, kita harus tercerahkan,
mengapa dia tidak bersikap buruk pada orang lain, mengapa cuma saya yang
dibencinya?
Sebagai praktisi Buddhis, kita memahami bahwa hal ini pasti
dikarenakan pada masa kelahiran lampau, saya bersalah padanya, Hari ini dia
bersikap buruk padaku, saya ikhlas menerimanya, takkan ada niat balas dendam,
begini barulah dapat mengeliminasi rintangan karma.
Kita tidak memiliki kebencian, tidak punya niat balas dendam, maka
pihak lawan perlahan-lahan akan reda kebenciannya. Kita melihat pihak lawan
memiliki kelebihan, kita memberikan pujian padanya; ketika melihat
kekurangannya, kita takkan melontarkan kritikan, senantiasa dengan niat baik
berinteraksi dengannya, lama kelamaan simpul ini akan terurai.
Janganlah balas dendam, juga janganlah membencinya, oleh karena
dendam akan mengakibatkan masalah jadi parah, kebencian juga takkan
menyelesaikan persoalan, dendam dan benci hanya akan menciptakan musuh
berbuyutan, menanam akar petaka dari kelahiran demi kelahiran, ini adalah
kekeliruan besar.
Lantas bagaimana cara membina etika moral diri sendiri? Dengan mempelajari
Ajaran Buddha, ajaran insan suci dan bijak, sehingga anda mengetahui bagaimana
cara menyelesaikan masalah.
Bodhisattva memiliki kebijaksanaan, etika moral, sehingga dalam satu
masa kehidupan, mengurai segala ikatan dengan musuh kerabat penagih hutang selama
kalpa yang tak terhingga.
Bodhisattva memiliki hati Maha Maitri Karuna, sama seperti para
Buddha Tathagata yang mengorbankan diri sendiri demi orang banyak, membantu
semua makhluk agar berhasil mencapai KeBuddhaan, menjadi teladan bagi semua
makhluk, membantu setiap insan menghancurkan kesesatan mengembangkan pencerahan,
menjauhi penderitaan memperoleh kebahagiaan.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 26 Agustus 2010
「專心繫愛是一病」,這個專心繫愛,就是我們現在人所講的寵愛,你寵愛一個人,在一般人講偏心。如果是在一個家庭當中,你偏愛,其他的人服不服?引起別人的嫉妒,甚至引起別人的報復,這麻煩就來了,所以這些事情很可怕。
「憎欲令死是一病」,憎恨他,不歡喜,希望他趕快死,這屬於怨恨、屬於詛咒,自然結下冤仇。古聖先賢勸導我們,人在世間冤家宜解不宜結,冤要想辦法化解,不能結怨。為什麼?冤結下去之後,會冤冤相報沒完沒了,這一世是冤家,來世可能冤仇更深,你說這個多麻煩,彼此雙方都痛苦。所以覺悟之後就把它放下,雙方只要有一方覺悟,這個冤仇就化解。覺悟的這一方總會想種種方法化解,或者在物質上,或者是精神上,做補償、彌補,不再結怨,這個很重要。譬如別人對我們毀謗、羞辱,甚至於陷害,我們遇到這些事情,心裡要覺悟,他對別人為什麼不是這樣,為什麼對我?我們學佛的人明瞭,必定是我過去生中對不起他。他今天這樣對待我,我甘心情願就受了,沒有報復的心,沒有怨恨的心,這個好,消自己的業障。我們沒有怨恨、沒有報復,對方慢慢他也就淡下去了。我們看到對方,對方有好處,我們讚歎他;對方有缺點,我們不批評,一昧以善意去回應,時間久了這個結就化開。決定不能報復,決定不能有怨恨,那個麻煩很大,那不是解決問題,那叫製造糾紛,種下生生世世的禍根,這就大錯特錯。怎樣培養自己這些德行?讀聖賢書、讀佛書,你念多了你就有智慧,你就知道怎樣處理。菩薩有這種智慧、德行,能在一生當中,把無量劫來這些冤親債主全都擺平,都給他化解了。菩薩生大慈悲心,跟諸佛如來一樣捨己為人,成就一切眾生,為一切眾生做好樣子,幫助大家破迷開悟,離苦得樂,這是智慧行。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二四集) 2010/8/26
“Tidak mengendalikan diri, loba dan menutupi kesalahan, merupakan
salah satu sumber penyakit”. Memiliki nafsu keinginan saja sudah salah, apalagi
dibiarkan sampai tak terkendali. Nafsu indria yang tak terkendali, makin
tenggelam makin mendalam.
Setelah melakukan kesalahan hendaknya memperbaiki diri, bukannya
malah menutupi-nya, atau menyamar atau memolesnya supaya tidak diketahui orang
lain, ini adalah sumber penyakit, makin ditumpuk makin mendalam, saat permulaan
masih merupakan kesalahan kecil, lama kelamaan menumpuk menjadi kesalahan
besar.
Saya melakukan kesalahan, orang lain datang mengkritik, ini merupakan
hal yang bagus, mengapa demikian? Menghapus karma jelekku, sekarang juga sudah
terhapus.
Kita harus berterima kasih pada orang yang mengkritik diri kita,
begini barulah betul; kalau sebaliknya malah membencinya, masalah jadi rumit, sampai
pada masa kelahiran mendatang pun tidak dapat diselesaikan.
Manfaat terbesar dari belajar Ajaran Buddha adalah tingkatan mawas
diri yang tinggi, pandangan harus diletakkan jauh ke depan, jangan cuma melihat
pada satu masa kehidupan ini saja, namun dapat melihat dan memikirkan bagaimana
masa kelahiran mendatang, memahami Hukum Sebab Akibat, mengetahui dari mana berkah
dan petaka itu berasal.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 26 Agustus 2010
「縱貪蔽過是一病」,這個貪欲已經是錯了,還要放縱,那還得了嗎?無止境的貪婪,這愈陷愈深。過要懺悔、要改過,不能掩飾,這個蔽是掩飾,過失掩飾不讓人知道,這是病,你那個過愈積愈深,先是小過,慢慢就變成大過,錯了。我有過失,別人批評,好事,為什麼?報掉了,現前就報掉。我們對批評的人要生感恩的心,這是對的;如果是怨恨,那麻煩大了,那到來世都解決不完。學佛最大的好處就是警覺性高,眼光看得遠,不是看這一生,更能看到來生後世,知道因果,知道禍福是怎麼來的。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二四集) 2010/8/26
“Menfitnah orang lain dan membanggakan diri sendiri adalah salah satu
sumber penyakit”. Hal ini sering terjadi, yang paling penting adalah apakah
kita sendiri juga melanggarnya?
Adakah kita menfitnah orang lain? Adakah kita memuji diri sendiri? Baru
berbuat baik sedikit saja sudah sibuk berkoar-koar, takut orang lain tidak
mengetahuinya, inilah yang disebut dalam Buddha Dharma sebagai “Memuji diri
sendiri dan menfitnah orang lain”.
Di dalam Sila Bodhisattva, “Memuji diri sendiri dan menfitnah orang lain”
adalah bentuk pelanggaran berat, Sang Buddha dengan tegas melarang hal ini.
Terhadap orang lain hendaknya memuji, Bodhisattva Samantabhadra mengajarkan
kita untuk “Bernamaskara menghormati para Buddha, memuji para Tathagata”. Orang
lain mempunyai kelebihan atau keistimewaan, kita harus memujinya; orang lain
memiliki kekurangan atau kelemahan, janganlah menyebarluaskannya, jangan
mengkritiknya.
Bagaimana sikap kita bila melihat sahabat kita melakukan kesalahan?
Hendaknya memilih waktu yang tepat, ketika tidak ada orang ketiga yang melihat
dan mendengar waktu kita menasehatinya. Lagi pula memberi nasehat itu cuma dua
kali saja, jangan sampai mengulanginya hingga tiga kali.
Kalau sudah dinasehati sebanyak dua kali, tapi dia tetap keras kepala, maka
jangan dinasehati lagi. Jika anda bersikukuh menasehatinya lagi, maka
persahabatan akan berubah jadi permusuhan, poin ini sangat penting.
Seseorang yang bersukacita menerima kritikan orang lain, setelah
mendengar nasehat lalu bersedia memperbaiki diri, orang begini mesti dijaga baik-baik,
seringlah menasehatinya, dia dapat menjadi insan suci dan bijak.
Kalau nasehat kita ditolak, maka janganlah mengulanginya lagi, jangan
sampai bermusuhan dengan orang lain, ini merupakan aturan dalam menjalin
pertemanan.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 26 Agustus 2010
「毀人自譽是一病」,這個也是常常發生的,最重要的我們自己有沒有犯?有沒有毀謗別人?有沒有讚歎自己?自己有一點好事,唯恐別人不知道,這一條在佛法裡叫「自讚毀他」,意思完全相同。自讚毀他在菩薩戒裡是重戒,佛是嚴格制止的,不許可的。對別人要讚歎,普賢菩薩教我們「禮敬諸佛、讚歎如來」,別人有好處,我們要讚歎;別人有缺點,有不善的地方,決定不能說,決定不能批評。規過好朋友,有這個責任,要在什麼時候?沒有第三者看見、聽見的時候勸導他,勸他改過自新。而且勸導最多是兩次,不可以有三次,兩次不聽不能再說,再說就變成冤仇,這點很重要。一個歡喜接受別人勸告的人,聽了之後真能改,那這個人你要好好照顧他,要常常規勸他,他能成聖成賢。別人批評心裡面不高興,這就不能再說,不要跟他結冤仇,這做朋友之道。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二四集) 2010/8/26