Definisi dari kata “miskin” itu sangatlah luas, kebanyakan praktisi
pemula beranggapan miskin itu artinya orang yang kekurangan ditinjau dari sisi
materi. Namun di dalam Buddha Dharma, miskin harta itu bukanlah kemiskinan,
jadi bagaimanakah yang disebut dengan miskin?
Yakni tidak melatih diri, inilah yang disebut kemiskinan yang
sesungguhnya. Dengan perkataan lain, tidak melatih sila, samadhi dan prajna,
inilah yang disebut dengan kemiskinan yang sesungguhnya.
Seorang hartawan memiliki harta berlimpah, kekayaan ini merupakan buah
akibat. Dari mana kekayaannya berasal? Pada masa kelahiran lampau, dia menimbun
berkah kebajikan, menimbun berkah makanya sekarang jadi kaya, menimbun
kebajikan makanya sekarang berkedudukan tinggi.
Andaikata pada masa kehidupan sekarang hanya tahu menikmati pahala,
tetapi tidak menimbun berkah lagi, inilah yang disebut kemiskinan yang
sesungguhnya. Mengapa demikian? Pahala
bisa habis dinikmati, setelah pahala habis dinikmati, penderitaan pun segera
menjelang, patut diketahui bahwa waktu berjalan dengan cepat, dalam sekejab
mata sudah kelihatan.
Di dalam sutra Buddha, kita dapat melihat banyak perumpamaan sedemikian
rupa, benih sebab yang diakumulasi oleh hartawan, minimal juga lebih dari tiga
masa kehidupan.
Menjadi raja di dunia ini, sekarang kita bilang menjadi seorang pimpinan
negara, pahala ini sangat besar, jasa kebajikan yang ditimbunnya minimal juga
sebanyak 10 masa kehidupan. Kalau akumulasinya tidak sampai 10 masa kehidupan,
dia takkan bisa mencapai kedudukan sedemikian rupa, maka itu tidak semua orang
bisa memperolehnya.
Jika tidak memiliki pahala begini, anda tetap memaksakan kehendak guna
mendapatkannya, setelah berhasil petaka pun muncul, yang pertama mungkin jatuh
sakit, atau menderita sakit lalu wafat, lihatlah, kedudukan sudah berhasil
diperoleh, tapi tidak berpeluang menikmati berkah, oleh karena tidak memiliki pahala
yang sedemikian besarnya. Yang kedua adalah musibah yang tidak wajar.
Hukum Sebab Akibat terpampang di hadapan kita, bila diamati dengan
seksama, sedikit pun takkan meleset. Setelah memahami kebenaran ini, barulah
menyadari betapa pentingnya menimbun jasa kebajikan berkesinambungan.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 26 Agustus 2010
這個貧苦的意思很深很廣,我們一般初學佛看到貧苦,以為是貧富之貧,都只想到財物。佛法意思深,財物的貧苦不算什麼貧苦,真正貧苦是什麼?是沒道,沒有道才叫真貧。也就是說,沒有戒定慧這個人叫真貧。縱然現前他有很多的財富、有很高的地位,我們一般講富貴人家,這個富貴是果報。怎麼來的?過去生中修積福德,積福所以他富,積德所以他貴,他有富、有貴。如果這一生享富貴,而不再積德修福,這個人家叫真正貧苦。為什麼?那個福報是享得盡的,福報享盡之後,他的苦難就來了,要知道時間會過得很快,轉眼就看到了。在佛經裡面,我們常常看到這個例子很多,大富長者他所修積的因,至少是三世以上。在人間做到帝王,現在講做到一個國家的領導人,這個福報大了,至少他積功累德他有十世,沒有十世他到不了這個地位,所以不是一般人都能夠得到的。你沒有這個福報,你得到了,災禍就來,一個你生病,或許你病死了,你看地位得到,沒福享,沒有這麼大的福報;另外一種橫禍,就是意外的災難。這些業因果報都在我們面前,你細心觀察清清楚楚,叫絲毫不爽。我們明白這個道理、了解事實真相,才知道修積功德是多麼重要。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二四集) 2010/8/26
Buddha Sakyamuni mengajarkan kita menimbun jasa kebajikan, tidak
menyarankan kita menimbun berkah kebajikan, apa alasannya? Berkah kebajikan
hanya membuahkan pahala Alam Dewa dan Manusia, tidak dapat keluar dari Triloka.
Sang Buddha mengajarkan kita menimbun jasa kebajikan, apa yang dimaksud
dengan jasa? Yang dimaksud dengan jasa di sini adalah keterampilan melatih
diri. Apa yang dimaksud keterampilan melatih diri? Keterampilan melatih diri
adalah samadhi (konsentrasi).
Dengan mengamalkan sila maka mencapai samadhi, dengan tercapainya
samadhi maka terbukalah prajna (kebijaksanaan), dengan mengandalkan samadhi dan
prajna barulah dapat melampaui Triloka dan enam alam tumimbal lahir.
Apabila samadhi dan prajna ini digunakan di dalam Aliran Sukhavati, maka
pasti berhasil terlahir di Tanah Suci Sukhavati, pahala ini sungguh terlampau
besar. Setibanya di Alam Sukhavati, pahala ini adalah setara dengan pahala yang
dimiliki para Buddha Tathagata, Negeri Buddha Amitabha merupakan dunia yang adil
dan merata.
Pahala yang utama adalah usia tanpa batas, praktisi sekalian hendaknya
tahu bahwa usia di dunia manusia ini sangatlah terbatas. Betapa banyaknya orang
yang mengagumi usia seabad, sesungguhnya waktu seabad hanyalah satu petikan
jari saja, demikian singkatnya. Seabad di dunia manusia, di Surga Trayastrimsa
cuma sehari saja.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 26 Agustus 2010
Triloka dan 31 Alam Kehidupan :
佛教我們修功德,不勸我們修福德,為什麼?福德只在人天,果報在人天不能夠超越三界。佛教我們修功德,功是什麼?功是功夫。功夫是什麼?功夫就是三昧,戒定慧三學。戒是個手段,因戒得定,定就是三昧,因定開慧,定慧能超越三界六道。定慧要是遇到淨宗,決定得生淨土,那個福報就太大了。到西方極樂世界福報跟諸佛如來平等,那個世界是平等世界。第一個福報壽命無量,諸位要知道,在我們這個世間壽命很有限。多少人羨慕一百歲,其實一百歲也只一彈指而已,在忉利天只是一天,忉利天的一天是我們人間一百年,這些學佛同學不能不知道的。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二四集) 2010/8/26
Dalam waktu keseharian kita mesti menimbun jasa, bagaimana caranya?
Insan suci dan bijak zaman dulu memberi banyak materi pelajaran kepada kita. Selama
bertahun-tahun kita mempelajari “Di Zi Gui”, ini juga merupakan sila dasar.
Dengan perkataan lain, apabila “Di Zi Gui” saja tidak sanggup
diamalkan, maka hal lainnya tidak perlu dibahas lagi, oleh karena “Di Zi Gui”
merupakan landasan dari segala landasan.
Setelah berhasil mengamalkan “Di Zi Gui”, barulah maju selangkah
mempelajari “Risalah Balasan dan Ganjaran Setimpal”, yang merupakan pendidikan
Hukum Karma, dimana Master Yin Guang sangat menekankan pada pendidikan ini,
sepanjang hayatnya, beliau mengerahkan segenap daya upaya untuk menggalakkan
pendidikan Hukum Karma.
Upasaka Zhou Anshi yang hidup pada permulaan masa Dinasti Qing, menulis
dua kalimat dimana kalimat pertama berbunyi “Bila setiap orang yakin pada Sebab
Akibat, maka dunia ini akan taat peraturan”.
Bila masyarakat dunia ini taat peraturan, maka dunia akan diliputi
perdamaian dan kesejahteraan, yang juga berarti penduduk di kawasan tersebut
hidup dengan bahagia, hal ini dapat diwujudkan apabila setiap insan meyakini
Hukum Sebab Akibat.
Sebaliknya, “Bila setiap orang tidak percaya pada Sebab Akibat, maka
dunia ini akan diliputi kekacauan”, keadaan dunia sekarang ini adalah dilanda
kekacauan, apa sebabnya? Oleh karena manusia tidak percaya pada Hukum Karma.
Mengapa tidak percaya pada Hukum Karma? Oleh karena “Di Zi Gui” telah
diabaikan, yang juga berarti aturan jadi manusia itu sudah tidak ada lagi,
standar jadi manusia itu sudah tidak ada lagi, kalau manusia sudah jauh dari
standarnya, maka hal ini seperti yang dikatakan oleh orang zaman dulu, apa
bedanya lagi manusia dengan binatang?
Yang membedakan manusia dan binatang, manusia mengenal kesusilaan,
manusia memahami tata susila, “Di Zi Gui” termasuk pelajaran tata susila, maka
itu “Di Zi Gui” adalah akar atau landasan.
Jika kita ingin belajar pendidikan Hukum Karma, maka terlebih dulu
belajarlah jadi manusia yang seutuhnya, poin ini sangat penting, barulah
kemudian menerapkan pendidikan Hukum Sebab Akibat.
Dengan menanam kedua akar ini, maka akar ketiga yakni “Sepuluh
Kebajikan” akan mudah direalisasikan, sama sekali tidak sulit diamalkan. Ini
merupakan pendidikan budaya warisan leluhur yang dilestarikan sejak beribu-ribu
tahun lamanya, merupakan landasan agung! Maka itu kita tidak boleh
meremehkannya.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 26 Agustus 2010
Penjelasan “Di Zi Gui” baca di :
我們平常要在修功上下功夫,功怎麼修?古聖先賢給我們列出很多項目、德目,這些年來我們在一起共同學習的《弟子規》,這是戒律,不但是戒律,是根本戒。換句話說,《弟子規》做不到,其他的都不能成就,是根本的根本。《弟子規》學到、都能做到,再進一步學《感應篇》,《感應篇》是因果教育,印光大師非常重視,一生當中全心全力的提倡。前清周安士居士有兩句名言,他說「人人信因果,天下大治之道也」,這個大治就是太平盛世,也就是講這個地區的人民幸福美滿,人人信因果就能做到。他說「人人不信因果,天下大亂之道也」,現在這個天下就是大亂,為什麼?大家不相信因果。為什麼不相信因果?《弟子規》沒有,也就是說做人的規矩沒有了,做人的標準沒有了,人要離開做人的標準,古人說得好,人跟禽獸有什麼兩樣?人之所以異於禽獸者,人明禮,人懂禮,《弟子規》屬於禮教,所以它是根本。我們要想學因果教育,先把人做好,這一點很重要,然後因果教育就可以落實。這兩個根紮下去,佛家的根《十善業道》就很容易做到,一點都不困難。這是中國幾千年來傳統的教育,大根大本!所以我們要特別重視。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一二四集) 2010/8/26